Jelajah Makassar Hari Kelima - Hari Terakhir di Kawasan Atol Terbesar Ketiga di Dunia

Hari terakhir di Takabonerate masih disambut cuaca cerah. Kembali menyapa baby shark didepan homestay yang siap berebutan diberi makan. Siap berpisah dengan semua keindahan ini? Ahh.. Rasanya masih ingin tinggal disini seminggu..


Usai sarapan dan packing, melanjutkan kegiatan dengan snorkeling di sisi utara pulau Tinabo. Tinabo adalah pulau sepanjang 1,5 km dan lebar kira-kira 500 meter. Sebagai check point di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, masih jarang orang-orang yang berkunjung kesini. Pulau ini juga masih minim dengan akomodasi. Hanya punya 2 homestay dan sisanya boleh mendirikan tenda. Ada kamar mandi umum tentunya. 

Sampai di sisi utara Tinabo, kami ngeluarin baju-baju kebaya, jas, kemeja. Kita mau nyelam pake baju-baju tersebut. Hahhaa.. Gue sendiri pake baju klub kesayangan. Gara-gara selfie sambil nyelam, foto gue di-regram akun resmi Juventus FC. Forza Juve!

A photo posted by Reza Wandi (@rezawandi) on

Arus pagi itu cukup tenang. Kami menyusuri pulau dari utara ke timur sampai dermaga utama. Banyak karang dan biota laut yang unik-unik sepanjang snorkeling. Sangat terawat.. Udah bener banget snorkelingnya pagi-pagi. Jadi ikan-ikan sangat aktif hilir mudik.

A photo posted by Reza Wandi (@rezawandi) on

A photo posted by Reza Wandi (@rezawandi) on

Sepanjang snorkeling gue ngeliat banyak kima bertebaran dimana-mana. Kerang raksasa ini sangat berjasa bagi kehidupan makhluk laut lainnya karena mampu menyaring air hingga berton-ton liter. Dagingnya sendiri dapat dikonsumsi dan kaya akan kandungan protein. Kalo diperjualbelikan harganya sangat mahal sob!

Statusnya dari tahun 1983sampai sekarang sudah rentan punah dikarenakan eksploitasi berlebihan. Larangan pengambilan kerang kima ini sendiri sebenarnya sudah lama diberlakukan Takabonerate, tepatnya sejak tahun 1999, sejak terbitnya Peraturan Pemerintah No.7/1999 terkait jenis-jenis biota yang dlindungi, dimana 7 jenis kerang kima termasuk di dalamnya. Aturan yang lebih dulu juga sebenarnya ada, yaitu SK Menteri Kehutanan No. 12/Kpts-II/1987 dan Undang-undang No.5/1990 tentang Konsevasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang menyebutkan kima sebagai salah satu biota laut yang wajib dilindungi. 

Agak sulit memotret kerang kima ini. Begitu didekati, cangkangnya menutup dan harus menunggu dulu biar terbuka lagi. Disini gue menggunakan kamera saku Olympus TG2 dengan teknik selam bebas (freedive). Yaa mau ga mau harus nahan napas lagi.

A photo posted by Reza Wandi (@rezawandi) on

A photo posted by Reza Wandi (@rezawandi) on

A photo posted by Reza Wandi (@rezawandi) on

Sotong ini pura-pura menyamar jadi batu karang. Tapi kekeuh gue pantengin, akhirnya ketahuan juga. Hehehee.. Keliatan kecil yah, sotongnya? Udah gue bilang kan, 'batu karang'. Jadi kira-kira sebesar tas keril 40 liter. Buat lauk seminggu sob!



Istirahat sejenak di dermaga, lalu lanjut snorkeling di sekitar atol perairan pulau Latondu Kecil. Perjalanan dari pulau Tinabo ke Latondu sekitar 1 jam. Di perairan ini banyak hamparan karang meja yang subur-subur dan tersusun rapi. Ikan kecil warna-warni, lobster dan ikan badut (nemo) juga ada! Arus disini cukup kencang, jadi snorkeling jangan terlalu jauh dari kapal.

A photo posted by Reza Wandi (@rezawandi) on

A photo posted by Reza Wandi (@rezawandi) on

A photo posted by Reza Wandi (@rezawandi) on

A photo posted by Reza Wandi (@rezawandi) on

Puas snorkeling disini, berakhir sudah petualangan di Taman Nasional Taka Bonerate. Kembali menempuh perjalanan 3-4 jam menuju pelabuhan Pattumbukan dan sejam perjalanan darat ke kota Benteng untuk beristirahat di hotel.



Hey, baby.. See you when i sea you!

Jelajah Makassar Hari Ke Enam : Sarang Nemo Ada di Pulau Selayar
(Coming Soon)

0 comments: